Event,  Lifestyle,  Palembang

Kapan Peringatan HUT Palembang

Visits: 101

Kapan peringatan HUT Palembang, koq tahun ini peringatannya malah di tanggal 4 Juni 2018. Sebenarnya boleh tidak peringatan hari jadi tersebut dimajukan?

Pertanyaan langsung terlintas saat Pemerintah Kota Palembang menggelar peringatan HUT Palembang ke 1335 tahun pada 4 Juni 2018. Alasan pemindahan karena cuti bersama Hari Raya Idul Fitri 1439H sehingga tidak menggelar peringatan pada hari yang sama.

Setelah itu saya baru mengetahui jika HUT kota Palembang ini ternyata hingga saat ini masih timbul perdebatan. Karena meskipun HUT kota Palembang lahir dari Prasasti Kedukan Bukit namun sayangnya peringatan HUT kota Palembang ini waktunya tidak sama dengan penanggalan dari Prasasti Kedukan Bukit.

Berikut ini adalah isi dari Prasasti Kedukan Bukit yang menjadi akte kelahiran Sriwijaya atau Palembang

Svasti śrī śakavaŕşātīta 605 (604 ?) ekādaśī śu
klapakşa vulan vaiśākha dapunta hiya nāyik di
sāmvau mangalap siddhayātra di saptamī śuklapakşa
vulan jyeşţha dapunta hiya maŕlapas dari minānga
tāmvan mamāva yamvala dualakşa dangan ko-(sa)
duaratus cāra di sāmvau dangan jālan sarivu
tlurātus sapulu dua vañakña dātamdi mata jap
sukhacitta di pañcamī śuklapakşa vula …
laghu mudita dātam marvuat vanua…
śrīvijaya jaya siddhayātra subhikşa…

Artinya:

Selamat ! Tahun Śaka telah lewat 604, pada hari ke sebelas
paro-terang bulan Waiśakha Dapunta Hiyang naik di
sampan mengambil siddhayātra. di hari ke tujuh paro-terang
bulan Jyestha Dapunta Hiyang berlepas dari Minanga
tambahan membawa bala tentara dua laksa dengan perbekalan
dua ratus cara (peti) di sampan dengan berjalan seribu
tiga ratus dua belas banyaknya datang di mata jap (Mukha Upang)
sukacita. di hari ke lima paro-terang bulan….(Asada)
lega gembira datang membuat wanua….
Śrīwijaya jaya, siddhayātra sempurna….

Saya mengetahuinya dalam acara doa bersama peringatan Hari Jadi Sriwijaya di Taman Wisata Kerajaan Sriwijaya (TPKS) pada  Sabtu sore (16/6). Sejarahwan Sumsel, Kemas Ari Panji memaparkan sejarah bagaimana HUT kota Palembang diambil dari Prasasti Kedukan Bukit.

Sriwijaya dibangun pada tanggal 16 Juni 682 masehi dan menjadi bukti lahirnya Palembang sebagai satu-satunya kota di Indonesia dan mungkin didunia yang mempunyai akte kelahiran, yaitu Prasasti Kedukan Bukit. Sejak dahulu orang mengetahui Palembang sebagai ibukota Sriwijaya.

Sangat jarang dan nyaris tidak ada satu kota di dunia ini yang ada rangkuman perjalanan sejarah terbentuknya kota tersebut dan tercatat dalam bentuk sebuah prasasti. Śrīwijaya boleh jadi merupakan satu-satunya kota di Indonesia bahkan dunia yang kelahirannya tercatat dalam sebuah prasasti, yaitu Prasasti Kedukan Bukit.

Berdasarkan penanggalan Prasasti Kedukan Bukit inilah yang menjadi salah satu bukti hari lahir kota Palembang yang tepat jatuh di setiap tanggal 16 Juni. Sehingga ditetapkanlah sebagai hari lahir Palembang yang saat ini berusia 1335 tahun.

Sayangnya saat era walikota R.A. Arifai Tjek Yan, perumusan dalam suatu seminar, peringatan HUT kota Palembang bergeser dari tanggal 16 ini menjadi tanggal 17 Juni 683. Hal ini sendiri menyamakan HUT RI yang juga diperingati pada tanggal 17 dan jumlah rakaat shalat lima waktu adalah 17 juga.

Seharusnya Pemerintah harus mengikuti fakta sejarah, HUT kota Palembang ini diperingati pada tanggal 16 Juni. Dan lebih ironis lagi di tahun ini peringatannya malah maju pada tanggal 4 Juni 2018. Sehingga nantinya diharapkan baik pemerintah kota Palembang dan pemerintah provinsi Sumatera Selatan tetap menjadikan 16 Juni ini sebagai salah satu peringatan spesial  Hari Jadi Sriwijaya atau hari lahirnya Palembang. Baik dengan menggelar event pariwisata maupun budaya dan tidak melupakan sejarah, karena seperti yang kita ketahui jika Sriwijaya adalah kerajaan maritim terbesar di Asia.

Sehingga pemerintah nantinya bisa melibatkan kalangan sejawaran dalam mengambil satu keputusan ataupun kebijakan agar program pembangunan yang dilakukan bisa sejalan dan sesuai sejarah.

Menanggapi permasalahan ini Kepala Dinas Pariwisata Dan Kebudayaan Sumsel, Irene Camelyn Sinaga mengatakan, jika peringatan Hari Jadi Sriwijaya ini jika tidak diperingati sesuai tanggalnya, sejarah akan terlupakan. Karena hal inilah pihaknya perlu mengingatkan generasi muda saat ini termasuk juga orang yang lahir di tanah Sriwijaya. Jika selama ini tidak banyak yang mengetahui jika hari lahir Kerajaan Sriwijaya sesuai dengan Prasasti Kedukan Bukit yakni 16 Juni 682 Masehi. Hal inilah yang membuat Palembang berusia Palembang berusia 1335 tahun itu sesuai dengan fakta sejarah bukan sebauah legenda. Hal ini tercatat dalam sejarah, semua orang yang berdiri di tanah leluhur Sriwijaya ini harus mengetahuinya.

Sementara itu, peringatan   Hari Jadi Sriwijaya juga dilakukan dengan doa bersama baik secara Islam maupun Budha. Kegiatan ini sendiri merupakan salah satu upaya pemerintah untuk menjaga momentuk hari lahir Kerajaan Sriwijaya yang diperingati setiap 16 Juni. Selain itu para generasi bangsa dari GenPI Poltekpar Palembang dan Forum Pesona Sriwijaya serta masyarakat Sumsel bisa bersama-sama belajar sejarah Kerajaan Sriwijaya. Sehingga semua orang bisa mengetahui nilai penting serta arti tanggal bagi Kerajaan Sriwijaya tersebut.

Nantinya diharapkan Walikota Palembang bisa menyatukan HUT kota Palembang ini sesuai dengan Prasasti Kedukan Bukit.  Setelah doa bersama ini acara dilanjurkan makan tumpeng bersama dan foto-foto.

TV journalist, traveler, writer, blogger, taekwondo-in and volunteer. Bookworm, coffee addict, chocolate and ice cream lovers

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Translate »
HTML Snippets Powered By : XYZScripts.com